Minggu, 18 Juli 2010

SYAIR ALIF-BA-TA’

ltulah handai baiklah pikir
dunia sekarang sudahlah akhir
kepada Allah jikalau mungkir
kapirlah engkau menjadi kapir.

Jangan kauharap emas dan uang
dunia nan fana sahajakan hilang
di dalam kubur duduk seorang
Kuburmu sempit terlalu petang.

Gantikan bilangan alif ba ta
segala huruf habis berkata
memberi petua mengajari kita
barang yang tuli bebal dan buta.

Manusia ini banyak yang bebal
mengaku dirinya orang berakal
tatkala waktu kedatangan ajal
baharulah handai engkau tnenyesal.

Anak dan harta jangan kauria
itulah amal yang sia-sia

Jikalau durhaka kepada emak
tiada dikata guru dan bapak
mulutnya terkerat perutnya bengkak
di dalam neraka tiada bergerak.

Gila berlari berkampung-kampung
hendak mencari tempat berlindung
kepada Allah meminta tolong-tolong
tobatlah aku berbuat bohong.

Subhana Allah heran sekali
nyawa dan badan sangatlah fani
hati birahi aku tahani
maka fakir mengarang sa’ir ini.

Ikan nun itu ikan pertama
di dalam laut terlalu lama
ia bersoal dengan segala ulama
bertanyakan masalah pohon agama.

Dijawab pula seekor layang
pohon agama itulah sembahyang
berbuat ibadat malam dan siang
supaya Nabi terlalu sayang.

dengarkan hadith dan Firman
sabda Nabi akhir zaman
dunia ini seperti pinjaman.

Maka berkata sekalian ikan
barang yang haram jangan dimakan
pekerjaan masiat hendak jauhkan
perkataan dalam kitab kita dengarkan.

Habislah sudah sa’ir ini
menyurat lebih tiada berani
sakit sungguh badanku ini
hati di dalam habislah fana.

Sekarang ini banyak yang indah-indah
malu dan sopan lenyaplah sudah
perempuan Hu lakunya orang jandah
dengan taruna ia berani bercandah.

Sa’ir disurat tunduk tengadah
dikeluarkan ia dari dalam dada
yang empunya ini paduka tuan Roorda
pada zaman ini ia telah berpindah.

Itulah sebabnya kami suratkan
kepada sekalian handai kami katakan
di negeri Banten Allah tentukan
mudah-mudahan selamat Allah peliharakan.

Sembah sujud kami yang hina
ke bawah kadim paduka yang bijaksana
kami pohonkan kepada Tuhan yang ghana
persembahan kami jika berguna.

Tiadalah dapat kami katakan
di dalam sa’ir kami sebutkan
janganlah paduka tuan lupakan
adalah juga kami ingatkan.

Tamatlah sudah sa’ir pun habis
bulan Dulkaidah harinya Kemis
jam pukul tujuh habis ditulis
dipinjam di Krukut tiada majelis.